Home » , , , , , » Lokasi Tak Selalu Menentukan Prestasi

Lokasi Tak Selalu Menentukan Prestasi

Written By Unknown on Saturday, April 1, 2017 | 12:29:00 PM


Sebuah toko yang menjual smartphone (selanjutnya akan saya tulis : konter ) baru dibuka. Konter ini terletak di sudut sebuah persimpangan. Dari posisi konter ini berdiri saja saya sudah pesimis konter ini akan bertahan lama apalagi maju pesat.

Pertama karena lokasinya tepat di sudut simpang maka sulit bagi pembeli yang menggunakan kendaraan beroda empat memarkirkan mobil-mobil mereka. Kedua, di Kota Bengkulu biasanya konter-konter suka 'ngumpul' di satu lokasi, misal kawasan Suprapto. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi pembeli karena dengan berjejernya konter-konter di satu lokasi maka jika tidak ada hape incaran di konter yang satu, pembeli bisa mencoba ke konter sebelahnya. Lebih praktis.

Apalagi untuk urusan harga, pembeli bisa dengan mudah menanyakan dan membandingkan harga hape di satu konter ke konter lain. Maka kembali ke persoalan lokasi tadi, saya gak yakin konter baru ini bakal memiliki banyak pelanggan.

Ternyata saya memang tidak cocok jadi seorang Dukun sebab terbukti ramalan saya meleset. Sebulan dua bulan berlalu dan konter ini semakin rame dan rame. Saya pun kemudian sempat beberapa kali melakukan transaksi pembelian hape disana.

Sekarang konter ini juga mulai menyewa ruko disampingnya. Dua ruko dijadikan satu konter. 'Space' konter yang dulu sempit sekarang jauh lebih luas. Distributor-distributor smartphone pun berdatangan, menumpang beberapa bagian 'space' untuk menawarkan 'dagangan' mereka. Jumlah pegawai yang biasa nya hanya satu-dua sekarang bertambah banyak. Di depan konter pun sering terjadi promosi dari salah satu merk smartphone; menggunakan pengeras suara, ada boneka ukuran besar berbentuk ikon smartphone, dengan kakak-kakak yang 'good looking' di bawah tenda. Meriah.

Dari sini saya mendapat pembelajaran berharga bahwa lokasi tidak melulu menjadi penentu apakah sebuah usaha akan maju atau tidak. Memang sih lokasi merupakan salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan ketika sebuah usaha akan berdiri. Namun jika 'value' atau nilai yang ditawarkan itu jauh lebih berharga, pembeli akan 'berkorban' mendatangi tempat usaha tersebut dimanapun dia berada.

Terbukti konter ini tetap ramai pembeli walau terletak di sudut persimpangan dengan lahan parkir yang sempit. Pembeli rela parkir di seberang konter ketika space parkir didepan konter penuh. Bahkan terkadang pembeli rela parkir di lokasi agak lebih jauh lagi.

Pernah iseng saya tanya ke si abang konter apa rahasianya koq usahanya bisa maju dan rame. Dia bilang bahwa kuncinya adalah di persaingan harga. Dia hanya ambil untung sepuluh ribu rupiah per smartphone! Sedangkan konter-konter lain mengambil keuntungan pada umumnya lebih dari seratus ribu untuk setiap smartphone.

Dari sini saja sudah jelas harga jual smartphone di konter abang ini jauh lebih murah dibanding konter-konter lainnya. Hanya masalah waktu saja bagi pembeli untuk tahu bahwa ada konter yang menjual smartphone yang murah begini. Selanjutnya timbul pertanyaan, dimana keuntungan terbesarnya?

Keuntungan terbesarnya adalah pada penjualan aksesoris smartphone. Di konter ini harga aksesoris smartphone sedikit lebih mahal dibanding konter-konter lain. Saya berkesimpulan mengenai ini (keuntungan terbesar) berdasarkan pengamatan saja sih. Saya perhatikan, pada umumnya pembeli yang membeli smartphone selanjutnya akan membeli aksesoris untuk ponsel pintar baru mereka. Aksesoris tersebut minimal adalah pembungkus smartphone (hardcase/softcase/kondom). Selain itu biasanya adalah plastik anti gores.

Teknik marketing ini memang jitu. Dengan menurunkan keuntungan di satu lini produk (smartphone), konter ini menaikkan keuntungan di lini produk lainnya (aksesoris). Teknik marketing seperti ini biasa saya lihat di supermarket-supermarket. Misal, mereka promo pada harga minyak sayur, namun pada saat yang sama beberapa produk lain malah dinaikkan harganya. Penurunan harga minyak sayur bertujuan untuk menarik pembeli sebanyak-banyaknya untuk datang.

Kesimpulannya adalah, ketika lokasi usaha kurang 'menjual', hal ini bisa ditutupi dengan teknik marketing yang baik. Jika memiliki teknik marketing yang baik maka lokasi tidak selalu menentukan prestasi.

0 komentar:

Post a Comment